Metamorphosis Muslimah dalam Meniti Jalan Hijrah (Bagian 2)

Keempat: Hijrah dengan hati (هجرة بالقلب)

Pada tahap ini, seseorang mulai berhijrah dengan hatinya. Hatinya mulai teguh, bagaimana ia menjaga semangat hijrah, istiqomah, hingga kelak bertemu Allah سبحانه و تعالى. Dalam hal ini seseorang semakin meneguhkan keimanan kepada Allah سبحانه و تعالى dan berusaha membuktikan kejujuran iman tersebut dalam setiap kondisi. Jika kita ingin melihat bagaimana kondisi iman kita, maka salah satunya kita perlu melihat bagaimana kita saat sendirian, saat tidak ada orang lain yang melihat kita, apakah kita tetap mengamalkan hal-hal yang Allah سبحانه و تعالى ridhoi ataukah kita melakukan hal-hal yang Allah سبحانه و تعالى larang. Bagaimana iman kita tentang Allah Maha Melihat dapat kita lihat di sana.

فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم –  إِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ ، وَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ وَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا

“Selanjutnya Nabi bersabda, “Sungguh ada seorang hamba yang menurut pandangan orang banyak mengamalkan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka. Sebaliknya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni surga. Sungguh amalan itu dilihat dari akhirnya.” [HR. Bukhari]

Kita telah diperingatkan bahwa ada seseorang yang sepanjang hidupnya terlihat melakukan ketaatan, tetapi di akhir hidupnya ia melakukan amalan neraka. Na’udzubillaah, semoga Allah سبحانه و تعالى mampukan kita menjaga iman kita di manapun kita berada, dalam kondisi beramai-ramai maupun sendiri.

Untuk berhijrah sampai tahap ini, kita tidak perlu terburu-buru dan menginginkan setiap amal ketaatan dapat kita lakukan seluruhnya secara instan. Setiap perubahan memerlukan proses, bertahap, pelan-pelan namun tetap dalam proses perubahan menuju kebaikan. Kemudian dalam proses tersebut kita tambahkan keistiqomahan. Sebab amal yang Allah سبحانه و تعالى cintai ialah yang kita lakukan dengan kontinu; rutin.

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah تَعَالَى  adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” [HR. Muslim]

Salah satu contoh dalam hal ini ialah saat kita menuntut ilmu. Bersemangatlah menghadiri majelis-majelis ilmu yang diselanggarakan rutin, hadiri kajian-kajian rutin yang membahas kitab karya para ulama, yang dibahas secara terstruktur. Bertahanlah dalam keberkahan majelis ilmu, kuatkan pondasi-pondasi beragama dan jangan lekas berpuas dengan sedikitnya ilmu yang baru kita dapat. Jangan lekas mundur sebab pengulangan ilmu yang disampaikan.

Kita juga perlu membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang seringkali menjangkiti. Perbaikilah akhlak sebab akhlak inilah cerminan hati kita. Saat di jalan hijrah, dan menemukan saudara-saudara kita masih melakukan sebuah keburukan padahal mereka pun telah mengenal sunnah, sama-sama berada di jalan hijrah, maka tahan lisan dan hati kita untuk mencelanya, terlebih mengecamnya dengan sebutan yang buruk. Ingatlah bahwa berada di jalan hijrah bukan berarti serta merta berubah menjadi malaikat tak bersalah. Kita tidak pernah tahu bagaimana awal mula kondisi seseorang sebelum melangkah hijrah, kita juga tidak tahu apa saja yang telah ia alami dalam proses tersebut. Sebagaimana kita yang juga masih jauh dari sempurna meski sedang dalam proses hijrah, sebagaimana kita yang juga masih melakukan banyak kesalahan, mereka pun berpotensi untuk itu. Dan yang demikian, jangan sampai membuat kita berkecil hati, mudah kecewa atas sikap yang masih kurang baik dari mereka.

Ingatlah bahwa berada di lingkungan hijrah, berhijrah ini, memang bukan sebuah cara menghindari masalah seluruhnya. Berhijrah tidak berarti menempatkan kita pada zona aman dan nyaman dalam sudut pandang kita yang sempit. Jika kita berharap setelah hijrah akan selalu mendapat jalan bebas hambatan, mulus dan menyenangkan, maka kita akan mudah dikecewakan dengan keadaan.

Ingatlah, jika ujian kita masih sama dari waktu ke waktu, itu adalah salah satu tanda bahwa keimanan kita masih di level yang sama, masih di sana-sana saja. Dan ini seharusnya menjadikan satu dorongan besar bagi kita untuk terus meningkatkan keimanan, keistiqomahan, dan melakukan perubahan-perubahan baik dalam langkah hijrah ini.

Kemudian bersabarlah dengan keadaan orang-orang di sekitar kita. Konsep bagi seseorang yang telah berhijrah bukanlah selalu menuntut hak pihak lain. Namun bagaimana kita melakukan apa yang menjadi kewajiban kita, memberika setiap hak kepada yang berhak.

Kelima: Genggam tangan orang-orang sekitarmu untuk berhijrah bersamamu

Kuatkan dirimu selalu, kemudian ajak orang-orang berhijrah bersama. Inilah masa kupu-kupu, masa bermanfaat bagi orang lain, mengajak mereka berjalan di atas kebenaran yang Allah سبحانه و تعالى ridhoi.

Insyaallah bersambung ke Sesi 2 Bagian 3

Sesi 1: Tauhid; Kunci Keistiqomahan dalam Hijrah Seorang Muslimah
  1. Tauhid; Kunci Keistiqomahan dalam Hijrah Seorang Muslimah (Bagian 1)
  2. Tauhid; Kunci Keistiqomahan dalam Hijrah Seorang Muslimah (Bagian 2)
Sesi 2: Metamorphosis Muslimah dalam Meniti Jalan Hijrah
  1. Metamorphosis Muslimah dalam Meniti Jalan Hijrah (Bagian 1)

Tinggalkan komentar